Laki-laki Muslim duduk bersama, ditemani secangkir kopi di tangan masing-masing. Suasananya santai. Tidak ada jarak, tidak ada kesan menggurui. Hanya kebersamaan sederhana yang terasa akrab, seperti pertemuan kecil yang sering kali justru melahirkan obrolan paling jujur.
Kopi diminum pelan, sambil berbagi cerita ringan. Tentang pekerjaan, tentang keluarga, tentang hal-hal kecil yang kadang luput dari perhatian. Namun di balik obrolan santai itu, ada pikiran yang sama-sama bekerja. Tentang tanggung jawab yang terus berjalan. Tentang bagaimana tetap waras, jujur, dan istiqamah di tengah tuntutan hidup.
Tidak semua hal dibicarakan secara terbuka. Ada lelah yang cukup disimpan. Ada masalah yang cukup didoakan. Sesekali tawa pecah, bukan untuk menertawakan keadaan, melainkan untuk saling menguatkan. Mereka paham, hidup tidak selalu mudah, tetapi akan terasa lebih ringan jika dijalani bersama.
Sebagai laki-laki Muslim, mereka sadar bahwa amanah tidak pernah kecil. Menjadi suami, ayah, anak, atau sekadar sahabat, semuanya punya tanggung jawab masing-masing. Tidak harus selalu sempurna, yang penting terus belajar dan memperbaiki niat. Ikhtiar dijalani, doa tak ditinggalkan.
Saat kopi mulai habis, pertemuan pun mendekati akhir. Tidak ada nasihat panjang, tidak pula janji besar. Namun ada rasa tenang yang tersisa. Bahwa masing-masing akan kembali melangkah, membawa semangat baru dan keyakinan yang sama: menjalani hidup sebaik mungkin, dengan cara yang diridhai Allah.
Karena begitulah laki-laki Muslim,
yang diminumnya secangkir kopi bersama teman,
namun yang dipikirkannya adalah amanah kehidupan seisi bumi.

0 comments: