Profesi guru selalu identik dengan pengabdian. Di tangan merekalah karakter dibentuk, kecerdasan ditumbuhkan, dan masa depan generasi bangsa diarahkan. Namun di balik dedikasi itu, terdapat realitas yang kerap luput dari perhatian: beban kerja yang semakin kompleks, tuntutan kompetensi yang terus meningkat, dan apresiasi yang sering kali belum sepadan.
Dalam keseharian, guru tidak hanya mengajar. Mereka dituntut menjadi pembimbing, motivator, administrator, hingga problem solver bagi berbagai persoalan yang muncul di lingkungan sekolah. Bahkan di luar jam kerja, termasuk akhir pekan atau hari libur, banyak tugas yang tetap harus diselesaikan. Aturan menetapkan kewajiban mereka dengan cukup rinci, namun regulasi yang mengatur penghargaan dan perlindungan finansial belum selalu berjalan seiring.
Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” sering diucapkan sebagai bentuk penghormatan. Namun tak jarang, ungkapan itu justru menjadi alasan tidak langsung untuk menunda peningkatan kesejahteraan atau perlindungan yang lebih layak. Padahal, guru adalah manusia yang memerlukan ruang untuk kembali beristirahat, dihargai, dan diberi kepastian dalam menjalankan profesi.
Banyak guru sebisa mungkin tetap menjalankan tugas dengan hati, meski fasilitas terbatas dan kebijakan belum sepenuhnya berpihak. Kepemimpinan di tingkat sekolah dan instansi pendidikan memegang peran penting agar tidak ada pihak yang merasa terbebani atau bahkan terabaikan. Guru membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga mendengarkan, memahami, dan memperjuangkan hak mereka.
Menguatkan profesi guru bukan hanya tentang kesejahteraan, tetapi juga tentang membangun ekosistem pendidikan yang manusiawi. Apresiasi yang layak, dukungan moral, serta perlindungan hukum yang jelas akan membuat guru lebih tenang dalam menciptakan pembelajaran berkualitas.
Sudah saatnya kita tidak sekadar menempatkan guru sebagai simbol pengabdian, tetapi sebagai profesional yang patut dihormati dan didukung penuh. Karena tanpa mereka, perjalanan pendidikan bangsa tidak akan mungkin mencapai tujuannya.

0 comments: